Renungan Unggulan Home. RENUNGAN MINGGU BIASA XIX; 06 bukan untuk menyebut kelompok minoritas agama atau masyarakat pada zaman itu. Bayangkan saja seperti seorang ibu yang sedang menimang-nimang anak kesayanganya dan menggumamkan kata-kata lembut. Akan kelihatan apakah ia ikut menyayangi semua yang termasuk rumah tangga
Belajar firman Tuhan tidak boleh ada hentinya. Haus untuk selalu mengerti apa yang Tuhan mau dan kehendaki, agar kita dapat senantiasa hidup seturut akan yang Ia minta. Maka kali ini, FJA membagikan renungan ibu menyentuh hati. Menjadi seorang ibu sangatlah tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang di hadapi dalam kehidupan berkeluarga. Maka, baiknya untuk para ibu selalu meluangkan waktu untuk merenungkan kembali firman Tuhan agar selalu memperoleh sukacita dan kedamaian dalam menjalani kehidupan. Inilah renungan ibu menyentuh hati untuk saudara. Baca juga Khotbah Ibadah Kaum Ibu Berikut adalah renungan ibu menyentuh hati yang di ambil dari YDCYR, Teras Rumah Boyolali. Semua Demi Kebaikanku Yeremia 27 1-22 Dari beberapa orang yang pernah berbincang-bincang denganku, setidaknya beberapa pernah mengatakan bahwa cara Allah bekerja dalam hidup mereka itu sungguh unik. Tidak dapat di prediksi! Ketika dalam kondisi yang adem-ayem, berlimpah sukacita, tiba-tiba diperhadapkan langsung dengan kondisi pelik. Cth ditinggalkan pasangan hidup/orang tua/hewan kesayangan, dsb. Saya jadi teringat sebuah lagu dari Mawar De Jongh, di mana penggalan liriknya berbunyi “kau tutup kisah cinta kita, saatku sedang sayang-sayangnya”. kondisi semacam ini sungguh sangat menyedihkan. Bahwasanya cinta yang sudah terbangun, di bina dengan baik, justru harus pupus tidak seusai dengan yang aku impikan dan harapkan. Namun terkadang hal inilah yang Allah gunakan untuk menghadirkan hal-hal baik yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita, di mana semua itu bertujuan untuk mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik bersedia bersandar penuh pada belas kasihNya. Baca juga Renungan Kristen Untuk Ibu Rumah Tangga Cara Tuhan yang mungkin terkesan “unik” ini, juga dapat kita temukan dalam bacaan renungan kali ini. Ketika kita tahu bahwa umat Israel selaku umat kesayangan Allah, justru harus menyerahkan diri tunduk sepenuhnya kepada Nebukadnezar, raja Babel. Allah meminta umatNya untuk menyerahkan diri kepada bangsa yang justru tidak mengenalNya… wooow unik sekali! Namun, ketika Allah sendiri menyatakan bahwa raja Babel, yakni Nebukadnezar, disebut sebagai “hambaNya” ayat 6, hal ini justru menegaskan bahwasanya Allah bisa memakai siapa saja bahkan kondisi apa pun itu… demi menyatakan didikanNya kepada umatNya!Allah menggunakan Nebukadnezar sebagai utusan Allah untuk memberikan peringatan kepada “umat Allah” yang ternyata tidak setia dan justru melawan Allah. Menggunakan bangsa lain yang jelas-jelas tidak mengenal Allah, sudah jelas-jelas sebagai musuh dari umat Israel, tapi di pakaiNya untuk mendidik umatNya… wooow, spektakuler… brilian sekali cara Allah! Refleksi Diri Terkadang cara mendidik Allah di hadirkan melalui pengalaman yang justru pelik bagi kita. Terkadang kita harus melewati masa-masa menderita, sakit fisik maupun psikis, kecewa, rasa ingin menyerah, ingin berontak, dsb. Namun ketika kita di mampukan untuk bisa mengelola kondisi pelik tersebut, bahkan bisa melewatinya serta mampu menemukan hal-hal baik yang Tuhan hadirkan… bukan hal yang mustahil bahwasanya semua upaya yang Tuhan hadirkan kepada kita ini memberikan pembelajaran yang baik bagi kita! Mungkin kita bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, disiplin, belajar dari kesalahan masa lalu intropeksi diri, serta bersedia untuk bersandar penuh pada belas kasihNya. Bahkan akan lebih indah lagi ketika kita bisa mendapatkan pembelajaran dari setiap pengalaman hidup kita, dan sejenak berkata dalam hati Terimakasih Tuhan, daria pengalamanku ini aku bisa belajar A, B, C! 1. Mari kita melatih diri untuk terus bersyukur atas setiap proses yang Tuhan hadirkan kepada kita, hari lepas hari. 2. Dengan keberserahan diri penuh pada belas kasihNya, marilah kita temukan setiap hal-hal baik serta menjadikan hal itu sebagai pembelajaran bagi kita Jadi itulah renungan ibu menyentuh hati yang dapat FJA bagikan, kiranya iranya belas kasih dan tuntunanNya senantiasa memampukan kita untuk menjalani setiap proses kehidupan. Amin 😊
Saatibu Muslim itu berjualan ikan serta masuk di Kampung Kristen, ia segera dihampiri segerombolan ibu rumah-tangga dengan hangat di kampung itu. “Terima kasih sudah datang. Kita mesti tunjukkan bahwa Kristen serta Muslim baik-baik saja, ” tutur beberapa kumpulan ibu rumah-tangga di Kampung Kristen itu.
RIWAYATHIDUP. Nama saya Irvan Harisandy, lahir pada tanggal 18 Februari 1978 di Lenteng Agung sebuah daerah pinggiran kota Jakarta yang masih asri dan rimbun jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jakarta. Nama saya mengalami perubahan saat saya salah menuliskan data untuk ijasah sekolah dasar yang seharusnya Irvan Arisandy menjadi
2 Diperingati setiap tanggal 4 September. 3. Terbentuknya Hari Solidaritas Hijab Internasional dilatarbelakangi oleh keputusan negara Prancis yang melarang penggunaan hijab di Eropa untuk pertama kalinya. 3. Tragedi kematian Marwa el Sharbini, seorang ibu rumah tangga yang dibunuh ketika akan memberikan kesaksian mengenai penghinaan yang diberikan
Sebabmenjadi ibu rumah tangga dianggap bukan suatu pekerjaan produktif atau yang dapat menghasilkan. Namun, menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang remeh dan mudah. Seperti yang dibuktikan dalam percakapan antara seorang suami dan psikolog di bawah ini. Semoga bisa menjadi renungan untuk seluruh suami di dunia ini.
.